Konselor Pernikahan

ratna sari psikolog - konselor pernikahan-min

Konselor Pernikahan

“Perceraian sangat mahal harganya” banyak hal yang harus dibayar karena begitu banyak konsekuensi negatif yang menjadi resiko perceraian, baik bagi individu maupun lingkungan sosialnya.

Apa sesungguhnya KONFLIK MARITAL

Setiap perkawinan tidak akan terhindar dari konflik, walaupun salah satu pasangan memutuskan mengalah tidak berarti tidak ada konflik sama sekali, konflik akan tetap ada dalam hati yang paling dalam dan mendasari kualitas relasi selanjutnya dengan pasangannya.

Dua orang yang berbeda kemudian bersatu dalam pernikahan tidak akan pernah menjadi identik

Salah satu faktor utamanya kekecewaan dalam hubungan pasangan adalah keyakinan bahwa kebutuhannya tidak akan dapat dipenuhi oleh pasangannya, bahkan pasangan yang begitu saling mencintai dapat mengalami kegagalan karena merasa tidak bahagia.

Peran seorang konselor pernikahan adalah mendorong kedua pasangan untuk membawa ketidaksesuaian diantara pasangan secara terbuka sehingga kedua pasangan mengalami pertumbuhan konflik yang positif dari interrelasi yang terbina melalui kemampuan mereka mengatasi ketidaksesuaian dan menghindari pertengkaran.

Mengelola konflik marital menjadi konflik yang berguna positif dan bukan membiarkan konflik marital menjadi destruktif.

Pada umumnya pasangan suami-istri mencoba “mengelola” konfliknya namun tidak tertutup kemungkinan bahwa konfliknya akan justru menghancurkan (destructive conflict), masing-masing “memperkuat kekuasaan” yang tidak diakui, merasa dieksploitasi, merasa tidak puas, merasa tidak dipercaya dll.

Berdasarkan pengalaman ada beberapa area konflik dalam kehidupan pernikahan.

  • masalah keuangan
  • pola mendidik anak
  • hubungan pertemanan
  • hubungan dengan keluarga besar
  • aktivitas yang dilakukan namun tidak disukai pasangan
  • pembagian peran dalam rumah tangga
  • berbagai masalah sekunder lain nya.

Biasanya sumber konflik tidak dapat didefinisikan oleh kedua pasangan, namun mereka merasakan ada “sesuatu” yang menghalangi kedekatan relasi mereka sebagai pasangan.

Dalam hal ini lah peran konselor sebagai “penjembatan” dengan pendekatan secara professional dan memahami aspek psikologis masing-masing pasangan secara faktual, maka akan membantu mengelola konflik menjadi positif dan terbuka bagi masing-masing pasangan.

Berkonsultasi tentang berbagai konflik pernikahan dengan konselor pernikahan bukan lah hal yang tabu atau memalukan.

Bahkan hal itu menjadi sangat penting karena mempertaruhan sebuah mahligai pernikahan yang menyangkut kelangsungan masa depan pribadi, keluarga besar, termasuk anak kandung

Sesi konseling dengan psikolog akan mendorong percepatan penyelesaikan konflik secara seimbang dalam segala aspek kehidupan dan bukan hanya marital konflik saja, namun kebanyakan para pasangan belum menyadari pemikiran nya secara terbuka sepenuhnya.

Banyak aspek yang mendasari terjadinya marital conflict ini yang mengancam keutuhan sebuah pernikahan.